Viral Di Media Sosial, Baliho Paslon Bupati Yogyakarta, Sleman Dinilai Menjatuhkan Perempuan
JAKARTA, PIKIRAN PUBLIK – Ramai diperbincangkan masyarakat mengenai baliho yang digunakan oleh paslon HD yaitu Harda Kiswaya dan Danang Maharsa yang dianggap meremehkan dan mejatuhkan perempuan.
Dalam balliho tersebut terdapat tulisan “Milih imam (pemimpin) kok wedok, jangan ya dik ya! Imam (pemimpin) kudu lanang.” Terlihat kata pemimpin, wedok, dan lanang diberi warna merah sebagai highlight dalam baliho tersebut. Dalam bahasa Jawa, Wedok memiliki arti Perempuan, sedangkan Lanang memiliki arti Laki-laki. Pemilihan kata-kata dalam baliho ini memberikan reaksi beragam dari masyarakat.
Akun X @PolJokesID mengunggah postingan yang bertuliskan “Gila baru kali ini liat ada paslon berani main issue seksis dan kapitalisasi agama gini. Orang lain nyari banyak pengen tandem sama perempuan, ini ngejatohin perempuan. Gini amat bos mau jadi bupati.” Akun tersebut juga mentag paslon bupati dan wakilbupati Sleman.
Terdapat berbagai komentar netizen lainnya, seperti pada akun @Kublaikhannn yang mengatakan “Budaya patriarki dan justifikasi agama melahirkan kecenderungan misoginis. Bagaimana nasib perempuan kelak kalau orang-orang seperti ini dibiarkan memimpin?”
Setelah ramainya hal ini Harda Kiswaya membuka suara. Ia meminta maaf kepada masyarakat, khususnya warga Sleman dan masyarakat yang peduli pada isu gender tersebut. Ia bersama dengan wakilnya, Danang Maharsa memiliki komitmen yaitu menjunjung pergelaran Pilkada 2024 yang pro pada semua elemen. Ia juga menyebutkan bahwa isi dari baliho yang beredar tidak mencerminkan pandangan dan program yang nanti akan dilaksanakannya. Ia juga mengaku bahwa ia bersama dengan pihaknya memprioritaskan atau mengutamakan program khusus perempuan dan juga ibu-ibu untuk gelaran Pilkada tahun ini.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow