PROPERTI AKSI GLOBAL CLIMATE STRIKE DICURI SEGEROMBOLAN ORANG TAK DIKENAL

PROPERTI AKSI GLOBAL CLIMATE STRIKE DICURI SEGEROMBOLAN ORANG TAK DIKENAL

Smallest Font
Largest Font
Kabar Kala, Jakarta Aksi Jeda Iklim Global atau biasa disebut Global Climate Strike yang
dilaksanakan pada Jumat (27/09) di Taman Menteng, Jakarta diricuhkan oleh kedatangan
segerombolan orang tidak dikenal. 
 
Aksi damai Global Climate Strike merupakan aksi yang dilakukan oleh anak muda tanpa kekerasan yang bertujuan untuk menyuarakan penyelamatan bumi dari krisis iklim. Masyarakat berbondong-bondong menggunakan properti yang menyuarakan bahwa bumi kita harus dirawat dan dijaga. 
 
Sayangnya, aksi damai Global Climate Strike ini dibubarkan secara paksa oleh sekelompok orang tidak dikenal atau yang lebih tepatnya disebut preman pada pukul 13.30 WIB. Segerombolan preman tersebut berteriak “BUBAR! BUBAR!” Tidak hanya itu, mereka juga melakukan tindakan intimidasi kasar terhadap peserta Global Climate Strike dengan mengambil sejumlah properti seperti banner, mannequin, poster, dan dua alat pengeras suara. Hal ini terekam dalam video yang beredar di media sosial.  Dikabarkan bahwa para preman datang dari dua arah yang berbeda dan dari waktu yang berbeda. 
 

Perampasan properti aksi terjadi di depan aparat kepolisian yang sedang bertugas. Sayangnya, polisi yang bertugas mengamankan jalannya aksi hanya menyaksikan dan berdiam diri melihat pembubaran aksi tanpa melakukan upaya untuk menghentikan para preman. 

 

Dilihat dalam media sosial X, dikatakan bahwa seharusnya keberadaan polisi memiliki tujuan yaitu untuk melindungi hak dari masyarakat dalam menyuarakan suatu pendapat, bukan sekedar menjadi penonton. Di mana menurut koalisi, hal ini dapat menambah catatan panjang masyarakat sipil yang mengalami tindakan pembiaran terhadap kekerasan yang mengancam keamanan masyarakat. Sehingga menimbulkan dugaan bahwa negara mengutus “kaki tangan” berupa preman dalam aksi damai Global Climate Strike ini.
 

Aksi masyarakat yang menyuarakan pendapat untuk merawat lingkungan tetapi malah dihentikan secara paksa oleh polisi menimbulkan reaksi geram dari masyarakat. Akun @Mythicalforest memberikan cuitan berupa “Bahkan aksi damai menyuarakan krisis iklim pun harus berhadapan sama brutalitas polisi. Sementara proyek besar rezim dan korporasi yang memperparah kerusakan ekologis dan iklim justru dikawal aparat. Melindungi, mengayomi, dan melayani (siapa)?

 
Memangnya aksi damai ini membahayakan siapa ya? Sampai-sampai preman berbuat sekasar ini. Semoga saja kejadian ini tidak terjadi lagi ya!
 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow